KAFE, OASE PERADABAN
Filosofi
Bagi saya, kafe bukan sekedar tempat
makan atau memenuhi kebutuhan perut semata. Lebih dari itu, kafe merupakan
sebuah ruang dimana kebutuhan bersosialisasi secara elegan mendapat porsi
lebih. Kafe juga menjadi tempat melepas segala macam kepenatan hidup, semacam katarsis
bagi seabrek persoalan yang menyita tenaga dan pikiran. Sebuah tempat yang bisa
mendatangkan inspirasi, dan ide-ide segar bagi orang-orang dengan peran
berbeda. Bisnisman, penulis, mahasiswa, eksekutif, seniman, wartawan, dan
sebagainya. Dari sebuah kafe lah, buku-buku best seller lahir, transaksi dan
deal bisnis terwujud, dan orang-orang yang bekerja menggunakan pikiran serta
cita rasa keindahan mendapat ilham. Ditempat inilah, sepasang kekasih bisa
mengikat janji sehidup semati, sepasang suami istri merayakan momen-momen
kebahagiaan dalam pernikahan. Intinya, kafe adalah tempat kebahagiaan dan
kedamaian, sebuah landskap kehidupan yang berkualitas dan penuh cita rasa.
Orang-orang yang bekerja di sebuah kafe, adalah manusia-manusia yang siap
melayani untuk kebahagiaan orang lain, dan dengan itu kebahagiaan pun mereka
peroleh.
Dari sudut pandang itulah, sebuah ruh
kafe dibangun, ditata, dan dikelola. Oleh karena itu, singkatnya, saya menyebut
kafe sebagai “Tempat Kebahagiaan yang Berkualitas”.
Interior dan Eksterior
Fisik bangunan standar tidak masalah,
yang terpenting adalah bagaimana membuat suasana nyaman, dan kerasan. Beberapa
foto yang memiliki ‘daya magis’ bisa diletakkan di sudut-sudut yang mudah
dijangkau penglihatan. Pernak-pernik kerajinan tangan juga memiliki andil dalam
membangun suasana yang ada dalam sebuah kafe. Pencampuran kesan modern dan
tradisional merupakan pilihan yang tepat untuk manusia zaman ini, yang tak
ingin ketinggalan zaman sekaligus tak ingin dianggap melupakan tradisi. Maka
perpaduan antara yang minimalis dengan yang etnik adalah sebuah keniscayaan.
Menu
Menu dalam sebuah kafe biasanya
terdiri dari menu-menu standar seperti berbagai jenis racikan kopi, sup, ice, jus, nasi goreng, dan camilan
seperti kentang goreng, singkong goreng, dan sebagainya. Penamaan kembali untuk
jenis-jenis menu tersebut, disertai sentuhan khas kreatif, misal menambah bahan
tertentu, bentuk tertentu, untuk membuatnya terasa khusus, dan hanya ditemukan
di kafe kita, menjadi trik yang selaiknya dijalankan. Semakin khas dan variatif
menu yang ada di kafe kita, semakin orang tertarik dan penasaran untuk
mencicipinya.
Fasilitas
Hot spot dan musik menjadi fasilitas
mutlak, selain juga WC dan westafel yang bersih. Penambahan yang mungkin jarang
ditemui, adalah adanya bahan-bahan bacaan, seperti novel, buku motivasi, komik,
majalah serta surat kabar. Selain itu, jika memungkinkan, adanya ‘layar tancap’
yang bisa memutar acara seperti sepak bola, film, dan tayangan khusus yang
menjadi perhatian publik, merupakan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Pengunjung
Ada tiga tipe pengunjung secara umum
dalam kafe, pertama, orang yang pengen menyendiri, kedua, orang yang bersama
pasangan atau rekan bisnis, ketiga, orang yang datang ramai-ramai, bersama kawan-kawannya
untuk kumpul-kumpul, konkow bareng. Ketiganya, harus mendapat sarana yang
memadai, terutama tempat duduk.
Event
Ada dua macam event, yang rutin dan
insidental. Untuk event rutin bisa berupa pertunjukan musik setiap malam
minggu, yang mengundang band-band lokal, dengan cita rasa musik yang
berganti-ganti, misal untuk pekan ini
mengundang grup keroncong, pekan berikutnya mengundang grup jazz, dan
sebagainya. Diskusi publik sebulan sekali juga merupakan event yang bisa
dilaksanakan, dengan mengundang tokoh-tokoh budayawan dan sastrawan lokal,
dengan tema-tema yang menjadi perhatian masyarakat secara nasional. Selain itu,
event-event insidental seperti pameran fotografi, lukisan, bisa juga
dilaksanakan. Bahkan untuk saat sekarang, ceramah rohani dari ustadz-ustadz
muda, menjadi sesuatu yang lazim untuk diaksanakan di kafe-kafe. Dengan
demikian, kafe juga menjadi semacam oase kebudayaan dan spiritual yang
berfungsi sebagai salah satu elemen dalam mencerdaskan bangsa.
Pelayanan
Sebagai tempat kebahagiaan yang
berkualitas, maka keramahan yang tulus menjadi tumpuan utama dalam melayani
pengunjung. Hal itu hanya akan terwujud, manakala para pelayan mengerti benar
alasan keberadaan sebuah kafe, dan untuk apa mereka disana. Kebahagiaan
pengunjung adalah misi kita dalam pelayanan. Menjadi orang yang bekerja di
kafe, adalah menjadi manusia yang berbuat demi kebahagiaan orang lain. Niat
untuk membahagiakan para pengunjung inilah yang akan melahirkan semangat dan
cinta, sehingga pekerjaan menjadi terasa menyenangkan. Senyum dan keramahanku
paling tidak bisa memberi andil kesembuhan, bagi mereka yang sedih, dan andil
penguatan bagi mereka yang sedang bahagia, sehingga kehidupan menjadi terasa
indah bagi semua orang. Inilah yang harus senantiasa ditanamkan dalam hati
mereka yang bekerja dalam kafe.
“Setiap kita pada dasarnya melayani Tuhan dengan cara masing-masing.
Memberikan kebahagiaan kepada manusia, adalah jenis pelayanan kepada Tuhan,
yang paling utama. Rejeki dan uang, adalah bonus atas pelayanan yang tulus kita
berikan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar