Jumat, 21 Maret 2014

FILOSOFI KAFE


KAFE, OASE PERADABAN


Filosofi
Bagi saya, kafe bukan sekedar tempat makan atau memenuhi kebutuhan perut semata. Lebih dari itu, kafe merupakan sebuah ruang dimana kebutuhan bersosialisasi secara elegan mendapat porsi lebih. Kafe juga menjadi tempat melepas segala macam kepenatan hidup, semacam katarsis bagi seabrek persoalan yang menyita tenaga dan pikiran. Sebuah tempat yang bisa mendatangkan inspirasi, dan ide-ide segar bagi orang-orang dengan peran berbeda. Bisnisman, penulis, mahasiswa, eksekutif, seniman, wartawan, dan sebagainya. Dari sebuah kafe lah, buku-buku best seller lahir, transaksi dan deal bisnis terwujud, dan orang-orang yang bekerja menggunakan pikiran serta cita rasa keindahan mendapat ilham. Ditempat inilah, sepasang kekasih bisa mengikat janji sehidup semati, sepasang suami istri merayakan momen-momen kebahagiaan dalam pernikahan. Intinya, kafe adalah tempat kebahagiaan dan kedamaian, sebuah landskap kehidupan yang berkualitas dan penuh cita rasa. Orang-orang yang bekerja di sebuah kafe, adalah manusia-manusia yang siap melayani untuk kebahagiaan orang lain, dan dengan itu kebahagiaan pun mereka peroleh.
Dari sudut pandang itulah, sebuah ruh kafe dibangun, ditata, dan dikelola. Oleh karena itu, singkatnya, saya menyebut kafe sebagai “Tempat Kebahagiaan yang Berkualitas”.

Interior dan Eksterior
Fisik bangunan standar tidak masalah, yang terpenting adalah bagaimana membuat suasana nyaman, dan kerasan. Beberapa foto yang memiliki ‘daya magis’ bisa diletakkan di sudut-sudut yang mudah dijangkau penglihatan. Pernak-pernik kerajinan tangan juga memiliki andil dalam membangun suasana yang ada dalam sebuah kafe. Pencampuran kesan modern dan tradisional merupakan pilihan yang tepat untuk manusia zaman ini, yang tak ingin ketinggalan zaman sekaligus tak ingin dianggap melupakan tradisi. Maka perpaduan antara yang minimalis dengan yang etnik adalah sebuah keniscayaan.

Menu
Menu dalam sebuah kafe biasanya terdiri dari menu-menu standar seperti berbagai jenis racikan kopi, sup, ice, jus, nasi goreng, dan camilan seperti kentang goreng, singkong goreng, dan sebagainya. Penamaan kembali untuk jenis-jenis menu tersebut, disertai sentuhan khas kreatif, misal menambah bahan tertentu, bentuk tertentu, untuk membuatnya terasa khusus, dan hanya ditemukan di kafe kita, menjadi trik yang selaiknya dijalankan. Semakin khas dan variatif menu yang ada di kafe kita, semakin orang tertarik dan penasaran untuk mencicipinya.

Fasilitas
Hot spot dan musik menjadi fasilitas mutlak, selain juga WC dan westafel yang bersih. Penambahan yang mungkin jarang ditemui, adalah adanya bahan-bahan bacaan, seperti novel, buku motivasi, komik, majalah serta surat kabar. Selain itu, jika memungkinkan, adanya ‘layar tancap’ yang bisa memutar acara seperti sepak bola, film, dan tayangan khusus yang menjadi perhatian publik, merupakan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.

Pengunjung
Ada tiga tipe pengunjung secara umum dalam kafe, pertama, orang yang pengen menyendiri, kedua, orang yang bersama pasangan atau rekan bisnis, ketiga, orang yang datang ramai-ramai, bersama kawan-kawannya untuk kumpul-kumpul, konkow bareng. Ketiganya, harus mendapat sarana yang memadai, terutama tempat duduk. 

Event
Ada dua macam event, yang rutin dan insidental. Untuk event rutin bisa berupa pertunjukan musik setiap malam minggu, yang mengundang band-band lokal, dengan cita rasa musik yang berganti-ganti, misal untuk  pekan ini mengundang grup keroncong, pekan berikutnya mengundang grup jazz, dan sebagainya. Diskusi publik sebulan sekali juga merupakan event yang bisa dilaksanakan, dengan mengundang tokoh-tokoh budayawan dan sastrawan lokal, dengan tema-tema yang menjadi perhatian masyarakat secara nasional. Selain itu, event-event insidental seperti pameran fotografi, lukisan, bisa juga dilaksanakan. Bahkan untuk saat sekarang, ceramah rohani dari ustadz-ustadz muda, menjadi sesuatu yang lazim untuk diaksanakan di kafe-kafe. Dengan demikian, kafe juga menjadi semacam oase kebudayaan dan spiritual yang berfungsi sebagai salah satu elemen dalam mencerdaskan bangsa.

Pelayanan
Sebagai tempat kebahagiaan yang berkualitas, maka keramahan yang tulus menjadi tumpuan utama dalam melayani pengunjung. Hal itu hanya akan terwujud, manakala para pelayan mengerti benar alasan keberadaan sebuah kafe, dan untuk apa mereka disana. Kebahagiaan pengunjung adalah misi kita dalam pelayanan. Menjadi orang yang bekerja di kafe, adalah menjadi manusia yang berbuat demi kebahagiaan orang lain. Niat untuk membahagiakan para pengunjung inilah yang akan melahirkan semangat dan cinta, sehingga pekerjaan menjadi terasa menyenangkan. Senyum dan keramahanku paling tidak bisa memberi andil kesembuhan, bagi mereka yang sedih, dan andil penguatan bagi mereka yang sedang bahagia, sehingga kehidupan menjadi terasa indah bagi semua orang. Inilah yang harus senantiasa ditanamkan dalam hati mereka yang bekerja dalam kafe.

“Setiap kita pada dasarnya melayani Tuhan dengan cara masing-masing. Memberikan kebahagiaan kepada manusia, adalah jenis pelayanan kepada Tuhan, yang paling utama. Rejeki dan uang, adalah bonus atas pelayanan yang tulus kita berikan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar